Nicolas Maduro, Eks Sopir Bus yang Jadi Presiden Pengganti Chavez


Motivasi



Caracas -

Nicolas Maduro akhirnya memenangkan Pemilu Venezuela dengan raihan suara 50,6%, unggul tipis dari pesaingnya, Henrique Capriles Radonski yang meraih 49,1%. Menilik kiprah Maduro, siapa sangka dulu dia pernah bekerja sebagai sopir bus.

Hugo Chavez sebelum meninggal dunia mengatakan dengan tegas bahwa Maduro adalah pengganti yang tepat. "Opini pribadi saya sebulat bulan purnama, tak dapat dibatalkan, absolut, total, adalah Anda memilih Nicolas Maduro sebagai presiden," ujar Chavez pada awal Desember 2012 lalu, seperti dikutip dari CNN.

"Saya meminta ini dari dasar hati, dia adalah salah satu pemimpin muda yang memiliki kemampuan terhebat untuk melanjutkan, jika saya tidak bisa," imbuh Chavez kala itu.

Maduro pasca kematian Chavez mengaku sangat bersedih. "Saya tak pernah membayangkan hal ini. Kadang-kadang saya merasa saya hanya membayangkan hal ini, absennya Komandante adalah mimpi buruk," jelas Maduro.

Seperti halnya Chavez yang sering menuding AS melakukan konspirasi pada Venezuela, Maduro juga menuding mantan pejabat AS membuat skenario untuk membunuhnya. Saat berkampanye, Maduro memiliki gaya sendiri.

Dia suka menyetir bus kampanyenya, seperti dengan tegas berkata dia ingin menjadi 'sopir' penentu arah di Venezuela. Maklum, Maduro dulu pernah bekerja menjadi sopir bus. Slogan kampanyenya pun berbau 'bus' seperti: Chavez menentukan arah, Maduro menggelindingkan rodanya!

Maduro juga sering mencium istrinya saat kampanye, Cilia Flores, mantan Jaksa Agung perempuan pertama di Venezuela, pada 2006.

Maduro, kelahiran 23 November 1962, setelah lulus sekolah bekerja sebagai sopir bus selama bertahun-tahun. Kemudian dari situ dia menjadi semacam ketua organisasi sopir bus dan menjadi perwakilan sopir bus di Caracas Metro System. Pernah bekerja sebagai pengawal capres Jose Vicente Rangel saat kampanye pada 1983 meski Rangel kalah.

Hubungannya dengan Chavez dimulai saat tahun 1990-an saat dia mendukung salah satu pendiri Partai Gerakan Republik Kelima (Movement of Fifth Republic/MFR), Hugo Chavez. Maduro mengamankan Chavez sekeluar penjara pada 1994 karena kudeta yang gagal tahun 1992.

Dia kemudian masuk menjadi anggota DPR tahun 1998 hingga ditunjuk menjadi juru bicara DPR Venezuela pada 2005-2006. Maduro menjadi Menteri Luar Negeri saat presiden masih dijabat Rafael Caldera pada 2006, sebelum akhirnya merangkap jabatan sebagai wapres sejak 13 Oktober 2012. Kebijakan luar negerinya sangat pro kepada negara-negara anti AS seperti Kuba, Iran, dan Suriah.

Maduro menyebut dirinya sebagai anak Chavez selama kampanye. "Saya adalah putra Chavez. Saya siap menjadi presiden Anda," kata Maduro.

Dia bahkan mengatakan spirit Chavez mendatanginya dalam bentuk 'burung kecil'. "Saya memberikan suara saya kepada burung kecil ini yang akan terbang dengan bebas. Saya memilih dia," ujar Maduro.

Tak pelak analogi spirit Chavez dengan burung kecil menjadi olok-olok pesaing politiknya, Henrique Capriles Radonski yang menilainya memanfaatkan kematian Chavez untuk mengambil keuntungan politik.

Soal olok-olok, saat Chavez masih hidup, Chavez pernah membela Maduro saat memilihnya menjadi wapres pada Oktober 2012 lalu. "Lihat ke mana Nicolas akan pergi. Dia adalah sopir bus, dan lihat bagaimana mereka mengejeknya," kata Chavez seperti dilansir dari News24.com.